Mengenal Lebih Dalam Potensi Wisata Sidoarjo

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on google
232 views

Assalamu’alaikum wr.wb

Hai sobat Ekspresi, Yuk belajar tentang sejarah yang ada di Indonesia !

Pada hari Selasa 3 maret 2020 Dinas Pari Wisata mengundang beberapa perwakilan Siswa MTs NU Sidoarjo, untuk belajar bersama dan mengenal tentang sejarah atau peristiwa berdirinya tempat wisata yang ada di Sidoarjo. Tujuannya antara lain:

  • Untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang kondisi suatu obyek wisata
  • Untuk mengetahui proses berlangsungnya study tour
  • Untuk mengkolaborasikan konsep dari kelas dengan yang ada di lingkungan
  • Untuk menerapkan antara teori yang didapat dengan praktek di lapangan

MTs NU mengeluarkan perwakilan 20 siswa dari organisasi OSIS pilihan, yang di dampingi oleh dua guru, yaitu pak Mukhti dan pak Ary.

Pertama

MUSEUM MPU TANTULAR

Tempat yang pertama kali dikunjungi ialah Museum Mpu Tantular. Di Museum Mpu Tantular terdapat koleksi sejarah mulai dari koleksi Etnografi, koleksi emas, Goelogi, Biologi, Numismatik, hingga Seni Rupa. Selain itu, di Museum Mpu Tantular ini memiliki area favorit anak-anak yakni Gedung Pameran Tetap yang berada di lantai dua museum tersebut. Di sini dipenuhi sekitar 42 buah benda koleksi ilmu pengetahuan. Ada teleskop, alat musik dari pipa paralon, katrol mini, cermin siku, juga alat peraga miniatur PLTA (pembangkit listrik tenaga air). Koleksi Museum Mpu Tantular mencapai ribuan. Koleksi terbanyak adalah benda purbakala dari zaman Paleolithicum dan Neolithicum seperti tengkorak manusia purba (pithecantropus erectus), fosil gading gajah, fosil kepala kerbau, fosil kepala buaya, dan sebagainya.

Kedua

LUMPUR LAPINDO

Tempat kunjungan berikutnya ialah wisata Lumpur Lapindo. Para siswa mengenal peristiwa pilu bencana Lumpur Lapindo, yang membuat masyarakat resah dan sengsara. Para siswa mendapat informasi dari masyarakat setempat.
Awal mula terjadinya bencana Lumpur Lapindo ialah ketika suatu perusahaan minyak bumi mendapat izin dari pemerintah untuk mengambil minyak di lokasi tersebut, namun naas mereka mengebor terlalu dalam, dan membuat cincin yang menahan terjadinya kebocoran pecah dan membuat antara minyak bumi yang panas tercampur oleh lumpur, sehingga menyerang penduduk di sekitarnya, masyarakat harus kehilangan barang dan rumah berharga mereka, karena mereka harus segera menyelamatkan diri dari lumpur yang panas.
Ada beberapa korban jiwa yang mati perlahan, diakibatkan stres berat, karena mereka kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, juga harta yang di miliki.
Pemerintah dan perusahaan tidak mampu mengganti seluruh kerugian yang di dapat akibat bencana Lumpur Lapindo, karena korban yang tercatat hingga 17 kecamatan banyaknya. Membuat mereka kehilangan pekerjaan sehingga mengharuskan mereka memanfaatkan lokasi Lumpur Lapindo, menjadi tempat pariwisata, guna memenuhi kebutuhan sehari – hari, karena sampai saat ini ada beberapa masyarakat yang belum mendapat ganti kerugian yang di alami.

Ketiga

CANDI SUMUR DAN CANDI PARI

Kunjungan ke tiga, siswa MTs NU Sidoarjo mengunjungi candi Sumur dan candi Pari, mereka mempelajari asal usul kedua candi tersebut, yang di ceritakan oleh pemandu.
Candi Sumur, juga Candi Pari, dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu, sebab mereka telah berjasa untuk memnyumbangkan beras yang mereka peroleh di desanya, yang kala itu berlimpah ruah.
Saat ini candi dalam keadaan rusak, tinggal sisa dari bagian dinding sebelah timur dan selatan, beserta lantai dan fondasi bangunan. Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan bata merah.
Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang menghias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup “curam” dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya.

Ke-Empat

INTAKO (toko Industri Tas dan Koper).

INTAKO Kunjungan terakhir yang MTs NU kunjungi ialah pabrik INTAKO (toko Industri Tas dan Koper). Di sana para pengunjung mengenal asal usul berdirinya pabrik INTAKO, yang dj jelaskan oleh pemandu pabrik.
Sidoarjo merupakan kota industri yang tak pernah mati,yah mungkin itu cocok untuk ungkapan kota Sidoarjo yang dulu. Sekarang seakan – akan semua itu hilang karena adanya bencana Lumpur Lapindo. Namun saat ini Sidoarjo sudah mulai lagi menampakan kebangkitan untuk menyelamatkan masyarakat dari keterpurukan dampak bencana Lumpur Lapindo, seperti halnya intako- industri tas dan koper di Tanggulangin.

INTAKO didirikan oleh anggota koperasi, pengerajinnya asli industri Indonesia, pada tahun 1976. Bentuk pabriknya cukup besar, bahkan hampir menyerupai mall. Kesan Ketua Osis (Jeny) :
Saya sangat bangga karena Indonesia kaya akan budaya dan sejarah, serta memiliki perbedaan budaya tetapi tetap dapat bersatu. Pesan Ketua Osis (Jeny) :
Sebagai generasi moderen seperti saat ini, kita harus melestarikan adat, dan budaya di Indonesia, kita juga wajib mengenal sejarah – sejarah yang ada di Indonesia, agar tidak di ambil budaya kita dengan negara lain.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Di liput : Chiquitta Tiara Z (8B) & Alicia Belle R (8B)

Berita Lainya

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *